Jumat, 25 Maret 2011 21:35 WIB
Penulis : Ayomi Amindoni
JAKARTA--MICOM: Dojo karate Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia (KKI) yang merupakan dojo karate terbesar di dunia yang terletak di Grand Wisata, Bekasi, Jawa Barat, diresmikan pada Jumat (25/3). Peresmian dojo yang dibangun oleh Oesman Sapta Odang, pengusaha sekaligus mantan karateka, dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Duta Besar beberapa negara, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat dan Kalimantan Barat, serta Ketua Umum PB FORKI dan Ketua KONI. Oesman mengungkapkan, pembangunan bangunan seluas 2.800 meter itu merupakan wujud kepeduliannya terhadap dunia olahraga, khususnya karate. "Saya sudah lebih dari 20 tahun di karate. Saya merasa tersentuh untuk memberikan sesuatu untuk karate dan olahraga secara nasional. Oleh karena itu, OSO (Oesman Sapta Odang) Sports Center berdiri," ujar pria yang pernah menjabat wakil ketua MPR pada 1999-2004. Dengan menghabiskan dana Rp29,2 miliar, pemilik OSO Group itu tidak hanya membangun dojo karate terbesar, tapi juga sarana dan prasarana lain seperti tribun penonton berkapasitas 1.000 orang, gym, ruang ganti pakaian, ruang pemanas, dan penginapan atlet dengan kapasitas 60 orang. Pada perkembangannya, di OSO Sports Center juga akan dibangun kolam renang dan lapangan tenis di lahan seluas 8.750 meter. "Harapan kami, tempat ini tidak hanya menjadi milik KKI, tetapi juga berlaku untuk aliran lain yang menggunakan sebagai tempat pertandingan," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat KKI ini. (OL-5) Source: mediaindonesia.com Juara OSO Cup Lolos ke Indonesia Open Rabu, 16 Maret 2011, 19:26 WIB Muhammad Hasits VIVAnews - PB Forki rencananya akan menggelar kejuaraan OSO Cup 2011. Rencananya, kejuaran itu akan digelar pada 25-27 Maret 2011 di DOJO KKI di Grand Wisata, Bekasi. OSO Cup akan diikuti oleh 750 atlet terbaik dari 33 pengurus provinsi Forki dan 25 perguruan se-Indonesia akan tampil dalam ajang tersebut. "Kejuaraan ini tentunya akan makin menyemarakkan persaingan karate di tingkat nasional," kata ketua penyelenggara Raja Sapta Ervian dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu, 16 Maret 2011. Target dari kejuaraan OSO ini juga akan menjadi ajang seleksi tim ke Kejuaraan Karate Internasional Indonesia Open yang berlangsung di Tennis Indor, Gelora Bung Karno, 1-2 Juni mendatang. "Jadi, kejuaraan ini juga menjadi event pembinaan berjenjang. Sebab, para juara di turnamen ini akan tampil di Indonesia Open," jelas Ervian. Kompetisi OSO Cup sendiri akan menggunakan repechage. Puncaknya adalah pertarungan The Best of The Best yang akan memperebutkan Piala OSO 2011. Sementara itu, ketua Umum PB Forki, Hendardji Soepandji, mengatakan mendukung langkah pembinaan olahraga karate Indonesia. Menurutnya, dengan model pembinaan yang dilakukan dengan lebih variatif seperti penyelenggaraan OSO CUP 2011, menjadi ajang yang penting. "Karate kelas dua agar mempunyai peluang untuk tampil di kejuaraan-kejuaraan internasional," ujarnya. Source: VIVAnews Ini Dia 16 Perumahan Ramah LingkunganSelasa, 14 Desember 2010 | 18:11 WIBdokumentasi Green Property AwardsMenteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa (kanan) menyerahkan Green Property Awards 2010 kepada salah satu pemenang di Hotel Manhattan, Selasa (14/12/2010). Dari 21 perumahan yang masuk nominasi, tim juri Green Property Awards (GPA) menetapkan 16 perumahan di kawasan Jabodetabek dan Bandung sebagai kawasan perumahan yang ramah lingkungan dan serius mengembangkan konsep hijau. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa di Hotel Manhattan, Selasa (14/12/2010). Ke-16 perumahan itu terbagi menjadi pemenang kategori perak dan perunggu. Empat pemenang kategori perak, yaitu Newton Summarecon di Serpong Tangerang, Greenland di Sawangan Depok, Kebayoran Garden di Bintaro Jaya, dan Maple Residence di Summarecon Bekasi. Sementara itu, 12 perumahan peraih kategori perunggu, yaitu Koridor Bandoeng Tempo Doeloe di Kota Baru Parahyangan Bandung, GreenCove di BSD City, Vassa Lake di Lippo Cikarang Bekasi, Sutera Onyx di Alam Sutera Serpong, Banjar Taman Ayun di Tamansari Puri Bali Sawangan Depok, Pine Forest di Sentul City Bogor, North Espanola di Telaga Golf Sawangan Depok, Malibu di Kota Deltamas Cikarang Bekasi, Eugenia di Puri Botanical Residence Joglo Raya, Asia Tropis di Kota Harapan Indah Bekasi, Green Traquility di Pondok Cabe Tangerang, dan Citrus Garden di Grand Wisata Tambun Bekasi. Ketua tim juri Nirwono Joga mengatakan, perumahan dinilai berdasarkan delapan kriteria, yaitui lokasi sesuai UU, penyediaan sistem pengolahan sampah, penerapan pengelolaan air, penyediaan infrastruktur yang memadai, penyediaan akses yang mudah untuk non-pemilik kendaraan pribadi, alokasi ruang terbuka hijau (RTH) lebih dari 20 persen, desain rumah yang inovatif dan memberi solusi bagi lingkungan, serta memiliki upaya mendorong warga untuk berbudaya hijau. Jika memenuhi minimal lima kriteria akan mendapat penghargaan kategori perak, sedangkan peraih kategori perunggu hanya memenuhi empat kriteria. Sayangnya, tak ada satupun yang memenangkan kategori emas dan platinum. "Dibanding 2009 nilai yang diraih berbagai perumahan tahun ini meningkat. Jumlah yang mendapat grade perak juga naik dari satu menjadi empat," ungkapnya di sela acara. Pria yang sehari-hari aktif sebagai pengajar Arsitektur Landscape di Universitas Trisakti ini mengatakan, penilaian ini bukan untuk mencapai juara namun sebagai rapor para pengembang menurut publik. Pasalnya, meski banyak yang menggunakan label 'green' dalam produk rumah mereka, Nirwono menegaskan tak sepenuhnya klaim itu benar-benar diterapkan. "Jadi jangan mau dibohongi," tegasnya. Pemberian penghargaan ini ingin mendorong para pengembang memiliki komitmen yang serius untuk mewujudkan green properti. Memang, lanjutnya, ada beberapa poin yang menurun dalam penilaian tahun ini. Hal ini justru disebabkan dukungan pemerintah terhadap para pengembang dengan konsep hijau. Menurut Nirwono, pemerintah seharusnya mendukung para pengembang yang berkomitmen dengan konsep hijau melalui pemberian insentif, bukan reward and punishment. Dengan insentif, para pengembang akan berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik sehingga dilirik oleh calon pembeli. Sebab, target para pengembang hanyalah keuntungan. "Pengembang masih berupaya sendiri. Belum ada dukungan pemerintah untuk wujudkan green property sehingga lebih lambat. Misalnya di Depok, pengembang disuruh buat sistem pengelolaan sampah terpadu (sipesat). Ini kan pakai solar, seharusnya bisa diberi diskon atau insentif," ungkapnya. (Caroline Damanik) source: kompas.com Perumahan Grand Wisata Bekasi semakin diminatiKonsep pembangunan Perumahan Grand Wisata Bekasi yaitu mengembangkan konsep skala kota seluas 1.100 hektar ternyata membawa efek yang cukup signifkan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap Grand Wisata Bekasi dan berimbas pada penjualan rumah yang terus bertambah. Perumahan Grand Wisata Bekasi memang menawarkan semua kebutuhan masyarakat akan sebuah hunian modern dan berkelas. Selain mengandalkan gaya hunian yang modern, Grand Wisata juga melengkapinya dengan berbagai fasilitas yang mendukung kebutuhan dan aktivitas penghuninya. Perumahan ini memiliki aksesibilitas yang sangat baik karena berada di pinggir jalan tol Jakarta-Cikampek yang membuat penghuni Grand Wisata dapat bepergian ke berbagai kawasan yang ada di Jakarta dan sekitarnya dengan mudah dan dalam waktu yang lebih cepat. Fasilitas Selain akses yang mudah, Grand Wisata Bekasi juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memenuhi kebutuhan penghuninya. Hal ini dapat dilihat dengan sarana pendidikan yaitu sekolah IPEKA yang melayani tingkap play group, SD dan SMP yang sudah beroperasi. Grand Wisata juga sudah dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yaitu dengan adanya Rumah Sakit Hermina. Bagi penghuni yang gemar berolahraga tidak perlu khawatir dan bersusah payah untuk mencari tempat karena di Grand Wisata terdapat fasilitas club house yang menyediakan sarana olahraga seperti lapangan tenis, basket, kolam renang, fitness centre dan ruang aerobik. Di samping itu Grand Wisata Bekasi juga telah dilengkapi area komersial yang melayani kebutuhan sehari-hari penghuninya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya bank, mini market, restoran, salon, laundry, toko kelontong dan yang lainnya yang dapat ditemui pada ruko yang dibangun di jalan utama perumahan ini. Selain itu Grand wisata juga telah memiliki Pasar Modern yang membuat penghuni perumahan ini tidak perlu keluar kawasan perumahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena semua sudah ada disana. Saat ini Grand Wisata Bekasi juga telah membangun fasilitas untuk memenuhi kebutuhan penghuninya yang lebih besar yaitu dengan dibangunnya pusat perbelanjaan ITC Grand Wisata dan mulai dipasarkan pada tahun 2011. Selain ITC, perumahan ini juga sedang mengembangkan lokasi hang out yang akan memberikan penghuninya tempat untuk berkumpul bersama keluarga dengan nyaman dan menarik serta bernuansa alam, karena dibangun tepat di bibir danau Grand Wisata dan juga dilengkapi dengan bermacam-macam hiburan. Hunian Baru Untuk hunian, saat ini Grand Wisata sedang mengembangkan cluster seluas 1o hektar yang dinamakan cluster Citrus Garden yang dibangun dengan memadukan unsur modern dan alami. Hal ini dapat dilihat dari gaya arsitektur yang dikembangkan yaitu tropical modern minimalis. Cluster ini juga dilengkapi dengan taman hijau dan halamannya ditanami pohon citrus. Untuk para calon konsumen yang berminat dan tertarik pada hunian yang ada di cluster Citrus Garden Grand Wisata Bekasi, disediakan sekitar 200 unit rumah dengan berbagai tipe , yakni tipe 117/144m2, 129/162m2, 149/200m2, 171/220m2, 223/300m2 dan 303/450m2 dengan harga jual Rp. 845 juta – Rp. 2,3 miliar. Sistem pembayaran dapat diangsur 18 kali selama 18 bulan dan melalui KPR uang muka 20%. | |
Warga Tuding Grand Wisata Serobot Lahan Kamis, 05 Agustus 2010 , 03:44:00 MENUNTUT TANAH : Warga berunjuk rasa di Grand Wisata kemarin. Polisi ikut mengamankan aksi tersebut. AHMAD KHUMAIDI/RADAR BEKASI Tambun Selatan – Puluhan warga Kampung Tenggilis Desa Lambangsari datangi kantor pemasaran Grand Wisata Rabu (4/8). Mereka mendukung tuntutan ahli waris tanah Timin bin Babi, Kacong dan Kasen yang diklaim Grand Wisata. Mereka menggugat, lantaran Grand Wisata belum membayar ganti rugi tanah seluas 5250 meter yang bakal digunakan perumahan. Kacong menyatakan, penyerobotan tanah bermula sekitar tahun 1960-an. Tanah ayahnya, Timin bin Babi mempunyai tanah seluas 5250 meter di Kampung Tenggilis. Kata Kacong, seorang warga yang tak punya tanah, bernama Guyang bin Harjo menumpang di tanah Timin dan membangun rumah. Sampai akhirnya, Guyang, kata Kacong membeli tanah Timin seluas 1500 untuk membangun rumah permanen. Namun Guyang tak memindahkan rumah lamanya ke tanah yang baru dia beli. Guyang tetap tinggal di tanah Timin, sementara tanah yang dia beli dari Timin justeru dipagari. Pada tahun 2004 anak Guyang, Karni menjual tanah pada PT Alfita Putra Pratama selaku pengembang Grand Wisata. Namun, tanah yang dijual luasnya 2106 meter pada pengembang. Tapi yang membuat Kacong lebih heran, pihak Grand Wisata justeru menguasai seluruh tanah seluas 5250 meter peninggalan ayah mereka, Timin bin Babi. “Kami ingin meminta tanah yang 3750 meter itu kembali,” tuturnya. Setelah berorasi, akhirnya pihak pengembang mau menerima mereka. Namun pertemuan tersebut dilakukan secara tertutup. Wartawan dilarang ikut masuk. “Media harap keluar dari kantor saya,” tutur salah satu staf Grand Wisata. Namun dari keterangan pengacara Kacong dan Kasen, Toto Hendriyato, Grand Wisata menantang untuk ke pengadilan. Menurutnya pengembang tidak mau tahu soal status tanah tersebut. Pihak Grand Wisata, kata Toto berkeras telah membeli tanah dari Guyang bin Harjo. “Pengembang gak punya hati nurani, mereka mengajak kepengadilan,” tuturnya usai pertemuan. Pihak Grand Wisata sendiri menolak memberi keterangan pada wartawan. (hum) |
Bangun ITC Bekasi
Duta Pertiwi Jajaki 2 Mitra Strategis
Perseroan belum menentukan berapa total dana yang dibutuhkan untuk proyek tersebut.
Sabtu, 6 Juni 2009, 16:45 WIB
Antique, Nerisa Menurut Direktur Operasional Duta Wisata Teky Mailoa, dana pembangunan akan dialokasikan dari Duta Pertiwi. "Dua mitra itu merupakan anchor tenant (penyewa utama)," kata dia usai paparan publik perusahaan di Hotel La Grandeur, Jakarta, Jumat, 5 Juni 2009.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya masih menunggu waktu yang tepat untuk memulai pembangunan ITC tersebut.
Teky menambahkan, perseroan belum menentukan berapa total dana yang dibutuhkan. Namun, satu kawasan ITC bisa menghabiskan biaya hingga Rp 500 miliar.
Duta Wisata sudah merampungkan desain ITC Grand Wisata, sehingga ITC itu akan menjadi pengembangan homogen produk dengan target pasar menengah (middle).
Kawasan Grand Wisata memiliki total lahan 800 ha. Sedangkan, izin lokasi yang diperoleh hampir mencapai 1.000 ha.
Perseroan, kata Teky, berharap suku bunga perbankan bisa turun mengikuti penurunan suku bunga Bank Indonesia, sehingga pengembang bisa memperoleh kredit pendanaan lebih murah. "Hal itu akan mempercepat pembangunan proyek kami," tuturnya.
Teky menuturkan, ITC akan menjadi proyek yang menjanjikan karena selama ini rekam jejak kawasan ITC mencerminkan minat tinggi, baik dari penyewa maupun konsumen.
Sementara itu, Duta Pertiwi masih memiliki satu lokasi di Bekasi yang belum dikembangkan. Saat ini, perusahaan masih menambah pembebasan lahan untuk mempersiapkan pembangunannya.
Namun, jika pembebasan lahan sulit, Duta Pertiwi berpotensi konsolidasi dengan pengembang lain untuk membangun kawasan tersebut.
source: vivanews.com
Transportation di Grand Wisata
Feeder Busway - Full ACMONDAY
Bus 1 : 05.35
Bus 2 : 05.45
Route : Grand Wisata - Ratu Plaza (Sudirman) - Blok M
TUESDAY - FRIDAY
Bus 1 : 05.45
Bus 2 : 06.00
Route : Grand Wisata - Ratu Plaza (Sudirman) - Blok M
Air Conditioned public transportation
Departure :
- Grand Wisata - Toll Grand Wisata - Toll Cikampek - Toll Bekasi Timur - Jl. Chairil Anwar - Jl. Hasibuan Simpang Hero - Giant - Metropolitan Mall - Terminal Kayuringin
- Terminal Kayuringin - Giant - Toll Bekasi Barat - Toll Cikampek - Toll Grand Wisata - Grand Wisata